edisi perdananya --> klik :)
Nurul Aini
Sabichiyyah. Perempuan yang cantik hatinya ini yang dipilih oleh teman –
temanku untuk menjadi perwakilan kelas di salah satu perlombaan yang diselenggarakan
oleh Rohis SMA N 1 Kebumen. Ia mewakili kelas kami di lomba Fashion Show dengan
tema Duta Kerudung. Dengan bermodal uang
dari bendahara dan 2 orang perias yaitu Dwi Rizqi dan Haning, hari minggu itu
mereka berangkat menuju panggung panas di aula baru. Aku tidak sempat melihat
teman – temanku itu beraksi. Yang aku ingat hanya saat aku menyusup
lewat jendela kelas kami, karena kelas belum mengambil kunci kelas, aku melihat benda kuning di dalam kelasku itu. Aku pikir itu peninggalan Spide SID (SID angkatan sebelum kami). Tetapi yang membuatku terkejut, di piala titu bertuliskan tahun 2013/2014. aku tak menyangka di awal – awal masuk sekolah ini, kelasku sudah bisa meraih piala Juara 1 Fashion Show. Aku segera keluar kelas kembali, mencari kunci agar bisa masuk ke dalam kelas secara legal.
lewat jendela kelas kami, karena kelas belum mengambil kunci kelas, aku melihat benda kuning di dalam kelasku itu. Aku pikir itu peninggalan Spide SID (SID angkatan sebelum kami). Tetapi yang membuatku terkejut, di piala titu bertuliskan tahun 2013/2014. aku tak menyangka di awal – awal masuk sekolah ini, kelasku sudah bisa meraih piala Juara 1 Fashion Show. Aku segera keluar kelas kembali, mencari kunci agar bisa masuk ke dalam kelas secara legal.
Kelas telah
dibuka. Anak – anak mulai merias kelas kembali. Seperti biasa, pembagian tugas
ala Minions SID kembali dilaksanakan. Terdapat Penanggung Jawab membuat jadwal
piket yaitu Irfan Bayu, PJ 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) yaitu saya
sendiri (Eka Asmara), PJ 7K yaitu Indah Puspitasari, PJ jadwal piket yaitu
Kintara Satria, PJ slogan kelas April D, PJ nama – nama anak Indah Puspitasari,
PJ kaligrafi yaitu Nur Azizah, PJ banner yaitu Fafa, PJ struktur organisasi
yaitu Nurul, PJ Mading Mame (Majalah Meja) yaitu Dwi Rizqi, dan lain –
lain.
Saat teman – temanku sedang sibuk dengan urusan mereka masing – masing, aku pergi ke Rita Pasaraya membeli pembersih kaca dan pengharum ruangan dan kembali segera agar bisa memantau teman – temanku kembali. Aku, Lasin, dan Sigit meminta izin kepada ketua LH (Lingkungan Hidup Smansa) untuk meminjam beberapa pot tanaman untuk kami jadikan tanaman di kelas kami. Kami adalah kelas pertama yang meminjam tanaman. Segera kami mencari tanaman yang terlihat sangat baik dan kami ambil cukup banyak. Kami semua mengerjakan tugas kami masing – masing dan saling bantu membantu juga saling pinjam meminjam barang terhitung mulai puku 13.00 sampai dengan 17.00.
Rahis Jcom mengadakan
lomba keagamaan yaitu Qiroah dan Adzan. Kelas kami sempat kebingungan karena
tidak boleh mewakilkan anggota Rohis di perlombaan itu. Padahal di kelas kami
yang berpotensi di kedua ajang tersebut hanya anak – anak yang mengikuti Rohis,
sebut saja Sigit (Ketua Rohis), Arwani, dan Behaqi. Hingga apa akhirnya, untuk
lomba adzan Mukhlasin yang mewakili dan alhamdulilah kelas kami mendapat piala
kembali Juara 2 Lomba Adzan, dan
tidak mewakilkan saat lomba Qiroah. Alhasil kelas kami mendapat denda Rp.
50.000,00.
Beberapa hari
kemudian, hari yang keramat bagi kamipun tiba. Hari itu dimana dimulai
penilaian kebersihan dan merias kelas. Itu merupakan sesuatu yang penting bagi
kami. Kami sudah bersusah payah demi hari itu. Kami pulang sore juga demi hari
itu. Kami mengorbankan finansial pribadi demi hari itu pula. Penilaiannya dilakukan
oleh guru – guru SMANSA secara bertahap. Aku masih ingat saat itu Bu Endang PKn
sebagai juri pernah berkata bahwa kelas ini HANYA kurang foto Garuda. Aku teringat
kami belum mendapat foto Garuda karena di TU sudah habis dan kas kelas kami
minus karena Lomba Merias Kelas. Aku tidak ingat kapan itu terjadi, saat – saat
suara di speaker berbunyi yang intinya kelas IPA 2 mendapat predikat kelas
terbersih dan menggondol piala Juara 1
Lomba Merias Kelas. Yang jelas, saat itu semua anak kelas bersorak dan
dalam hati aku berbangga. Tidak kusangka, pengorbanan kami selama ini
terbayarkan oleh sesuatu yang manis.
Smansa Home
Coming dimulai. Salah satu eventnya adalah Festival Band antar kelas. Minions
SID ikut berpartisipasi dengan mengirimkan 1 peleton 1 band bernama SID
(Sebelas IPA Dua) untuk memeriahkan SHC ke-54 itu. Band itu beranggotakan Fatin
Nur sebagai vokalis, Eka Asmara sebagai kibordis, Rhesa Mahardika sebagai
gitaris, Mega Maulana sebagai bassist, Mukhlasin sebagai drummer. Aku masih
teringat masa – masa latihannya. Latihan pertama di Mily Studio sekaligus
penerangan aransemennya oleh Rhesa. Latihan kedua di Ruang Musik. Latihan
ketiga di Ruang Musik malam hari. Ada banyak cerita dibalik perjalanan kami,
seperti mega yang ingin ngedrum, Fatin yang nggamau menampilkan suara emasnya,
Aku yang kesusahan dengan piano pop yang kebanyakan memakai efek karena
terbiasa main tunggal, Rhesa yang ribet dengan arasemennya dan Mukhlasin yang mencret hafalin aransemennya. Menjelang hari
H, aku sempatkan membawa kiborku ke sekolah, saat jam istirahat aku
memainkannya di kelas. Saat hari H, kelas kami mendapat nomor undi 18 (kalau
tidak salah ingat). Sesuai kesepakatan, kami memakai kostum berupa kaus sepak
bola. Sebelumnya Aku, Mega dan Lasin menyempatkan diri latihan di Ruang Musik
dan kebetulan Kibornya sudah dipindah ke panggung, jadi aku tidak sempat
fingering. Saat – saat yang dinantipun tiba. Nomor undi 18 menaiki panggung. Diawali
lagu milik Cherry Belle yang berjudul Beautiful dan dilanjut Juwita Malam milik
David Naif. Kami benar – benar menguasai panggung dan berakhir dengan lancar. Akhirnya
kelas kami berhasil memboyong 1 piala lagi yaitu Juara 2 Festival Band Antar Kelas SHC ke-54.
Dilanjutkan
dengan lomba yang diadakan oleh OSIS yaitu Smansa Class of the Year dengan
Hanief sebagai ketua pelaksananya. Diawali dengan Lomba Estafet semua kelas
disaring menjadi 3 kelas terbaik yang akan melaju ke final besok Minggu. Di Lomba
Estafet itu Minions SID mengirimkan 1 timnya, yaitu Eka Asmara untuk lomba lari
keliling kompleks SMANSA dengan kaki diikat, Mukhlasin untuk lomba balak sepeda
dan makan kerupuk, dan Irfan Bayu untuk lomba halang rintang sekaligus penentu.
Di lomba ini, khususnya saat makan kerupuk, kami diperkenankan melempat peserta
dengan plastik berisi air yang disediakan panitia dan setiap 1 sampah plastik
dihitung 1 detik pengurangan waktu. Kelas kami hanya mampu mengumpulkan sekitar 50 buah plastik. Itu jumlah yang
terbilang sedikit melihat ada kelas yang hampir mendapat 200 buah plastik. Akhirnya
hasil murni Lomba Estafet itu kami mendapat juara 2 dan hasil setelah
pengurangan waktu kami mendapat juara 3. Kami menuju babak final yang
dilaksanakan hari minggu. Di hari minggu itu kami tidak bisa menurunkan amunisi
penuh. Di Lomba Makan Kerupuk dari 3 kelas hasil saringan Lomba Estafet
disaring kembali menjadi 2 kelas terbaik. Tinggi kerupuknya 2,5 m. Aku semalaman
mencari formasi yang sempurna agar kami bisa melaju ke final. Dengan formasi
ala Cheerleader, aku dan Sigit menjadi base
dan Irfan berdiri di tangan kami untuk memakan kerupuk yang dilumuri saus cabai
itu. Alhasil kami berhasil menuju ke final. Kami harus bersaing dengan kelas
sebelah, yaitu XI IPA 3 untuk menjadi juaranya. Dengan amunisi seadanya kami harus bersaing dengan mereka yang
mengeluarkan kekuatan penuh. Aku menyesalkan teman – temanku yang sibuk. Akhirnya
kami kalah dan kami gagal menjadi juaranya. Tetapi setidaknya kami membawa
pulang satu piala, yaitu Juara 2 Smansa
Class of the Year.
*Piala Smansa
Class of the Year dari panitia tidak ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar