Aku masih penasaran dengan gadis itu. Dia terlihat pendiam, anggun, dan istimewa.
Hari Selasa lalu, tanggal 20 Agustus 2013, aku sedang berada di depan Scout Center menemani teman – temanku yang bertugas menjadi pengumpul modul Pramuka. Tanpa sengaja aku melihat gadis itu sedang bercengkrama dengan teman sebayanya. Aku memperhatikannya dari jarak yang cukup jauh. Aku terpesona melihat senyumnya yang manis, kadang – kadang tawanya membuatku teringat akan sesuatu. Sepertinya aku pernah melihat dia, tapi kapan aku sendiri lupa.
Aku semakin penasaran dengan gadis itu. Segera aku meminjam SLR milik Hanin. Aku berpura – pura mendokumentasi adik – adik yang sedang mengumpulkan modul. Perlahan aku mengarahkan SLR ke sekumpulan adik dekat gadis itu, dan berselang beberapa detik saja aku mengarahkan SLR milik Hanin tersebut ke gadis itu. Karena jaraknya cukup jauh dan tetap saja tidak bisa maksimal walaupun sudah dizoom, akhirnya aku hanya bisa melihat senyum manisnya dari kejauhan. Sebenarnya aku ingin sekali melihat gadis itu lebih dekat lagi, tapi berhubung situasi dan kondisi tidak memungkinkan, aku mengurungkan niatku untuk melihatnya lebih dekat lagi.
Bagaikan kejatuhan durian. Gadis yang senyumnya berhasil membuatku terpesona itu berjalan menuju ke arahku. Sepertinya dia menuju kelas yang letaknya berdekatan dengan tempatku berdiri. Aku segera mengarahkan SLR milik Hanin ke arahnya. Aku berhasil mendapat gambar dari gadis pemilik senyuman manis itu. Aku sangat bahagia, bisa melihat wajahnya dengan jelas. Ternyata dia lebih manis jika dilihat dari dekat. Aku segera memindahkan gambarnya ke laptopku dan menghapus gambarnya yang ada di SLR milik Hanin. Aku takut aksiku itu diketahui oleh teman – temanku.
Senin, 26 Agustus 2013. Aku berjalan bersama temanku Zakki menuju Kopsis (Koperasi Siswa) untuk membeli jajan. Tepat di samping mushola aku bertemu dengan gadis pemilik senyuman manis itu. Gadis itu melihatku dan dengan sigap dia memancarkan senyumnya ke arahku. Aku kembali terpesona sampai – sampai aku tidak sanggup membalas senyumnya. Setelah selesai membeli jajan bersama Zakki, aku kembali ke kelas melewati jalan yang sama. Gadis itu melakukan hal yang sama, tetapi yang membuat kali ini berbeda adalah aku berhasil membalas senyumnya yang bagaikan bunga matahari itu. Sejak kejadian itu, aku sering membeli jajan di Kopsis dan akupun tahu gadis itu sering duduk di bangku pojok dekat pintu kelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar